Rabu, 20 Januari 2010

bab 3 metode penelitian strategi dan implementasi

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian penulis adalah di Polres Kota Bogor Jalan Raya Kedung Halang Km 6 Kota Bogor, dan sebenarnya objeknya tersebut tersebar di 6 Polsek Kota Bogor yang terdiri dari
• Polsek Kota Bogor Utara.
• Polsek Kota Bogor Timur
• Polsek Kota Bogor Tengah
• Polsek Kota Bogor Barat.
• Polsek Kota Bogor Selatan.
• Polsek Kota Tanah Sareal
Serta tersebar juga para Bintara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) ini di 68 Kelurahan yang tugasnya ada di Kota Bogor dan masing-masing Babinkamtibmas diberikan tugas dan wewenang yang ada di wilayah hukum atau wilayah satu kelurahan yang menjadi tugas intinya yaitu untuk memberikan Perlindungan, pengayoman, pelayanan terhadap masyarakat, berikut supervisor atau pengendali yang ada di tingkat Polres Kota Bogor “sebanyak 12 personil dan Polsek sebanyak 6 Polsek sebagai supervisor sebanyak 4 personil perPolsek dengan jumlah 24 personil jadi dengan demikian objek tempat dapat dipusatkan di Polres Kota Bogor dan jumlah Babinkamtibmas berikut pengendali adalah 104 Orang” , dari jumlah personil Polri Polres Kota Bogor sebanyak 1.022 personil yang tersebar di 11 bagian atau fungsi yaitu Bag Ops, Bag Min, Bag Binamitra (Bimmas/ Babinkamtibmas), Sat Samapta, Sat Lalu Lintas, Sat Intelkam, Sat Reskrim, Sat Obvit, Unit Propam/Provost, Taud dan Bensat
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang direncanakan dalam rangka pengumpulan data dan informasi untuk melakukan penelitian perlu adanya perencanaan yang mantap sehingga dapat menghasilkan penelitian yang baik serta tepat waktu dan perencanaan tersebut sebagai berikut :

NO
JENIS KEGIATAN BULAN KEGIATAN TAHUN 2009
4 5 6 7 8 9
I Persiapan
1, Penyusunan Proposal X
2. Bimbingan Proposal X X
3. Seminar Proposal X
4. Perbaikan Proposal X
II Pelaksanaan
5. Penyebaran Quesioner X
6. Pengambilan Quesioner X
7. Pengelolaan Data X
8. Penulisan Tesis X
9. Bimbingan Tesis X
10. Sidang Tesis X
11.Perbaikan X
12. Pengadaan X

3.3 Definisi dan Operasional Variabel penelitian
3.3.1. Definisi Variabel X1
1. Definisi Konseptual
Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan dan yang menghubungkan satu dengan yang lain, untuk mencapai tujuan menggunakan kecakapan dan sumberdaya suatu organisasi yang efektif dengan kondisi yang paling menguntungkan yang dilakukan tidak untuk melawan kejahataan, tetapi mencari sumber kejahatan dengan komunikasi dan keakraban antara petugas dengan masyarakat meningkat hingga timbul kepercayaan, kepekaan, kepedulian, daya kritis, ketaatan warga, partisipasi, kemampuan masyarakat yang mengeliminir akar permasalahan meningkat serta keberadaan berfungsinya mekanisme penyelesaian masalah oleh polisi dan masyarakat.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran operasional variabel strategi menjadi 3 demensi kajian yaitu demensi strategi tersebut diambil menurut teori atau pendapat para ahli , Surat Keputusan Kapolri dan Peraturan Kapolri. Dan dari ketiga demensi ini baru dibuatkan indikator yang masing-masing demensi dibuatkan 5 indikator yang berbeda, selanjutnya Dimensi pertama adalah perencanaan yang disatukan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan. Dimensi kedua adalah tidak untuk melawan kejahatan (kemitraan) dan Dimensi ke tiga adalah membangun kepercayaan masyarakat (Trust Building). Kemudian baru dibuatkan indicator dari masing-masing demensi.
3. Kisi-kisi Operasional Variabel Penelitian
Kisi-kisi tersebut disusun dengan kontruksi sebagai berikut dibawah ini
Variabel Dimensi Indikator No Item
STRATEGI
X1 1. Perencanaan yang disatukan satu deng an lainnya untuk mencapai tujuan.






2. Tidak untuk mela wan kejahatan (kemitraan)










3. Membangun keperca yaan masyatakat 1.1. Petugas Polmas sambang ke warga
1.2. Kegiatan yang terencana dengan masyarakat
1.3. Petugas Polmas pertemu an dengan masyarakat
1.4. Perencanaan yang ter program
1.5. Program polmas tidak tepat
2.1. Komunikasi antara petu gas dengan masyarakat
2.2. Keakraban antara petu gas polmas dengan masyarakat
2.3. Kesadaran dan kepeduli an masyarakat terhadap gangguan kamtibmas
2.4. Peningkatan masayara kat tdk melanggar.
2.5. Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam penciptaan kamtibmas.
3.1. Kerjasama antara petugas Polmas dengan masyarakat untuk penyelesaian masalah
3.2. Pertemuan petugas Polmas untuk menga nalisa keamanan di wilayah
3.3. Pencapaian masalah yang diselesaikan oleh petugas Polmas
3.4. Petugas polmas yang terbuka dalam menye lesaikan masalah
3.5. Kemampuan masyarakat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
1

2

3

4

5

6

7


8


9

10


11



12



13


14


15


3.3.2. Definisi Variabel X2
1. Definisi Konseptual
Implementasi Pemolisian Masyarakat adalah penerapannya segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian, secara menyeluruh mulai dari tataran managemen puncak sampai dengan managemen lapis bawah, yang bercirikan pada pelayanan polisi seutuhnya, dengan kemudahan petugas untuk menerima laporan/ pengaduan dari masyarakat dengan mekanisme pengaduan mudah, cepat dan tidak menakutkan serta respons guna membangun kepercayaan masyarakat, kemandirian, berkurangnya ketergantungan, dan dukungan masyarakat dalam bentuk informasi kepada petugas polmas.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran operasional variabel Implementasi Pemolisian Masyarakat menjadi 3 demensi kajian yaitu demensi Implementasi Polmas tersebut diambil menurut teori atau pendapat para ahli , UUD 1945 dan Peraturan Kapolri. Dari ketiga demensi ini baru dibuatkan indikator yang masing-masing demensi dibuatkan 5 indikator yang berbeda, sedangkan Dimensi pertama adalah Penerapan petugas polmas sebagai penyelenggaran fungsi Kepolisian. Dimensi kedua adalah Pelayanan polisi seutuhnya (Professionalisme) dan Dimensi ke tiga adalah mekanisme pelayanan yang cepat terhadap masyarakat. Kemudian baru dibuatkan indicator dari masing-masing demensi selanjutnya indicator tersebut dijadikan pertanyaan-pertanyaan dalam quesioner.
3. Kisi-kisi Operasional Variabel Penelitian
Kisi-kisi tersebut disusun dengan kontruksi sebagai berikut dibawah ini
Variabel Dimensi Indikator No Item
IMPLEMENTASI PEMOLISIAN MASYARAKAT
X 2 1. Penerapan petugas Polmas sebagai fungsi Kepolisian












2. Pelayanan Polisi seutuhnya (Professionalisme)











3. Mekanisme pelayanan cepat terhadap masyarakat







1.1. Petugas Polmas control ke wilayah dan cepat apabila dihubungi
1.2. Petugas Polmas arogan tidak peduli dengan kelu han warga
1.3. Petugas polmas memili ki kemampuan untuk mediasi dan negosiasi dalam pertemuan
1.4. Kemandirian petugas polmas untuk mengatasi permasalahan
1.5. Masyarakat pasif dengan implementasi Polmas ini
2.1. Kesiapan petugas pol mas dalam menerima pengaduan
2.2. Memberikan sikap huma nis dalam menerima ke luhan kepada masyaraka
2.3. Memberikan tanggapan/ respon adanya kejadian
2.4. Dalam pemecahan masa lah petugas polmas me libatkan tokoh
2.5. Petugas Polmas professional dalam menyelesaikan masalah
3.1. RT dan RW sudah memiliki No HP Petugas Polmas
3.2. Kontrol pimpinan kepada petugas atas sampan ke wilayah
3.3. Atensi pimpinan petugas polmas control wilayah
3.4. Petugas polmas yang kendalikan masalah kamtibmas
3.5. Masyarakat memberikan sumbangsih untuk menyelesaikan masalah. 1


2


3



4


5

6


7


8

9


10


11


12


13

14


15

3.3.3. Definisi Variabel Y
1. Definisi Konseptual
Kinerja Babinkamtibmas adalah susunan yang dicapai tentang kesadaraan bahwa masyarakat yang harus dilayani, prestasi yang diperlihatkan atas pertanggung jawaban tugas melayani dan melindungi sebagai kewajiban profesi serta kesiapan dan kesediaan, kecepatan merespon pengaduan masyarakat, atau kemampuan kerja sebagai sesuatu yang dikerjakan dan dihasilkan dalam bentuk jasa, dalam satu periode tertentu oleh seseorang atau kelompok melalui kecakapan, kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya tentang kecepatan mendatangi TKP, kesiapan memberikan bantuan, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan mengkoordinir /menanggapi keluhan masyarakat.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran operasional variabel Kinerja Babinkamtibmas menjadi 3 demensi kajian yaitu demensi kinerja tersebut diambil menurut teori atau pendapat para ahli dan Peraturan Kapolri. Dari ketiga demensi ini baru dibuatkan indikator yang masing-masing demensi dibuatkan 5 indikator yang berbeda, sedangkan Dimensi pertama adalah Pemahaman kinerja Babinkamtibmas Dimensi kedua adalah Prestasi kerja Babinkamtibmas dan Dimensi ke tiga adalah Kecepatan melayani masyarakat. Kemudian baru dibuatkan indicator dari masing-masing demensi selanjutnya indicator tersebut dijadikan pertanyaan-pertanyaan dalam quesioner.
3. Kisi-kisi Operasional Variabel Penelitian
Kisi-kisi tersebut disusun dengan kontruksi sebagai berikut dibawah ini
Variabel Dimensi Indikator No Item
KINERJA BABINKAMTIBMAS
Y 1. Pemahaman kinerja BabinKamtibmas.












2. Prestasi kerja Babinkamtibmas.













3. Kecepatan dalam melayani masyarakat







1.1. Petugas polmas sadar ma syarakat adalah stakehol der yang harus dilayani
1.2. Pemahaman petugas pol mas tidak dirasakan oleh masyarakat
1.3. Petugas polmas sadar akan tugas, kewajiban dan tanggungjawabnya
1.4. Cara bertindak lambat dan tidak konsisten
1.5. Petugas polmas mengunjungi kelurahan 5 kali dalam seminggu
2.1. Petugas polmas sadar tentang tanggungjawab terhadap kamtibmas
2.2. Kesedian petugas polmas menerima pengaduan
2.3. Petugas polmas menyele saikan masalahnya dan dilaporkan ke pimpinan
2.4. Banyak penyelasaikan masalah dari pada perkara yang diselesaikan
2.5. Petugas polmas banyak menyelesaikan masalah dari pada dibawa ke polsek
3.1. Kesadaran yang cukup tinggi melayani masya rakat
3.2. Petugas polmas hadir melayani permasalahan di warga
3.3. Adanya petugas Polmas respon dengan mengemban tugas sesuai fungsinya
3.4. Petugas polmas yang bersedia menerima keluhan warga
3.5. Petugas Polmas dengan cepat dating ke TKP. 1


2


3


4

5


6


7

8


9


10



11


12


13



14


15
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. . Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor berikut Supervisor dan Manager, yang berjumlah 104 personil. Dari populasi target tersebut, yang dapat digunakan sebagai populasi terjangkau adalah semua Babinkamtibmas yang ada di Polres Kota Bogor, sebanyak 68 personil.

3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan jumlah sampel yang diteliti, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjek terbesar dapat diambil antara 10%-12% atau 20%-25% atau lebih. Sampel yang digunakan adalah 68 personil Babinkamtibmas yang bertugas di 68 Kelurahan sekota Bogor. Teknik Sampling menggunakan Random Sampling. Jumlah populasi 104 orang, dengan demikian jumlah sample dari total populasi yang menjadi responden penelitian dirumuskan sebagai berikut untuk memudahkan perhitungan maka sample dibulatkan menjadi 68 personil, yang diurutkan berdasarkan ranking skor mutu efktifitas kinerja Babinkamtibmas Kota Bogor.
Variabel merupakan sesuatu yang penting diperhatikan dalam sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto, mengatakan bahwa “Variabel adalah segala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian”. Dalam Penelitian terdapat variabel / independent variabel (X), variabel terikat / dependen variabel (Y), variabel perlakuan, dan variabel control.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Simple random sampling, dikatakan simple (sederhana), karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

3.5. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi
Implementasi tehnik ini adalah penulis melakukan pengamatan terhadap subjek-subjek yang menjadi sasaran penelitian. Melalui teknik ini akan berharap akan dapat memahami kondisi objek berbagai hal yang diasumsikan dengan faktor-faktor terkait yang mennjadi data sekunder guna mendukung teknis pembahasaan hasil penelitian

2. Teknik Wawancara
Teknik ini diimplementasikan dengan mengadakan wawancara dengan sejumlah Babinkamtibmas yang ada dikelurahan yang dianggap dapat memberikan informasi, referensi atau bahan masukan, yang dibutuhkan dengan maksud untuk mengetahui sejumlah persoalan pokok yang dapat dikembangkan untuk melengkapi data-datanya sekunder yang dibutuhkan untuk didukung oleh pembahasan dari penelitian.

3. Teknik Quesioner
Tehnik ini merupakan alat pengumpul data utama dimana penulis menggali sumber data factual(data primer) dari pada responden yang menjadi sampel penelitian
Quesioner diajukan dalam bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan operasional variabel, artinya indicator-indikator itulah yang dijadikan instrument untuk mencapai objek penelitian. Indicator tersebut penjabaraan dari variabel penelitian atau sub demensi penelitian dan akhirnya menjadi objek yang diteliti.
Adapun questioner yang penulis ajukan kepada responden disusun dengan komposisi sebagai berikut :
a. Kelompek pertanyaan vasiabel besar
b. Kelompok pertanyaan variabel terikat

4. Tehnik Kepustakaan
Studi kepustakaan penulis lakukan guna mendasari dan mendukung proses penelitian dan pengkajian berbagai kegiatan yang penulis lakukan. Proses studi kepustakaan ini pada pokoknya mempelajari secara langsung pada berbagai kepustakaan dengan membaca buku-buku, jurnal dan hasil penelitian serta makalah-makalah yang berhubungan dengan strategi dan implementasi Polmas yang dikaikan dengan kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor.

3.6. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data instrumen tes yaitu dengan menggunakan ordinal sebagai Variabel Bebas, atau Independen atau X1 dan X2 yaitu Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarat (Polmas) sebagai skala sikap sedangkan variable Terikat atau Dependen atau Variabel Y yaitu Kinerja Bintara pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat ( Babinkamtibmas) pada studi kasus di Polres Kota Bogor, sebagai Variabel dependen atau terikat menggunakan non tes dengan skala perilaku.
Variabel Bebas atau Variabel X1 dan X2 atau Variabel Independen menggunakan tes dengan alternatif jawaban yaitu
Selalu (SL) = Nilai Angka 5
Sering (SR) = Nilai Angka 4.
Kadang-Kadang (KD) = Nilai Angka 3.
Jarang (JR) = Nilai Angka 2.
Tidak Pernah (TP) = Nilai Angka 1
Untuk pertanyaan Positif sedangkan untuk pertanyaan Negatif adalah sebaliknya yantu .
Selalu (SL) = Nilai Angka 1
Sering (SR) = Nilai Angka 2.
Kadang-Kadang (KD) = Nilai Angka 3.
Jarang (JR) = Nilai Angka 4.
Tidak Pernah (TP) = Nilai Angka 5

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang Kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor, yang merupakan Variabel Terikat atau Variabel Y atau Variabel Dependen menggunakan angket Quesioner yaitu dengan non tes yaitu menggunakan skala prilaku, dan dalam pernyataan ini yang diuji adalah prilaku Petugas polmas atau kinerja babinkamtibmas serta skala ini alternatif jawaban adalah
Sangat Setuju (SS) = Nilai Angka 5
Setuju (S) = Nilai Angka 4.
Ragu-Ragu (RR) = Nilai Angka 3.
Tidak Setuju (TS) = Nilai Angka 2.
Sangat Tidak Setuju (STS) = Nilai Angka 1
Untuk pertanyaan Positif sedangkan untuk pertanyaan Negatif adalah sebaliknya yaitu.
Setuju (S) = Nilai Angka 1
Sangat Setuju (SS) = Nilai Angka 2.
Ragu-Ragu (RR) = Nilai Angka 3.
Tidak Setuju (TS) = Nilai Angka 4.
Sangat Tidak Setuju (STS) = Nilai Angka 5

Untuk pertanyaan pertanyaan skala sikap terdiri dari 30 pernyataan yang terdiri dari 24 pernyataan positif dan 4 pernyataan negative sedangkan dalam skala prilaku semuanya ada 15 pernyataan yang terdiri dari 13 pernyataan nilai positif dan 2 pernyataan dengan nilai negatif. Dalam pengisian quesioner, responden hanya menuliskan dengan tanda ceklis pada kolom jawaban yang telah tersedia, dan jumlah butir soal untuk Variabel bebas adalah 30 pernyataan, sedangkan untuk Variabel terikat adalah 15 pernyataan jadi kesemuanya adalah 45 pernyataan, dengan quesioner adalah 68 responden.
3.7. Metode Analisis Data
Data-data yang sudah terkumpul kemudian penulis tafsirkan, penulis menggunakan rumus Product Moment, untuk mengetahui tanggapan tanggapan responden tentang Pengaruh Strategi dan Implementasi Polmas terhadap Kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor dalam bentuk tabel. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam perhitungan tersebut sebagai berikut :
a. Membuat tabel responden dengan butir pernyataan.
b. Mencari prekwensi jawaban dengan jalan menjumlahkan hasilnya dari setiap alternative jawaban (f)
c. Mencari prekwensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi-frekwensi dari setiap alternative jawaban
d. Menggunakan Rumus Product Moment
N
1. R =

Keterangan :
R = Koefesien Korelasi
N = Jumlah Responden
XY = Jumlah hasil perkalian X dan Y
X = Jumlah Skor N
Y = Jumah Skor Y
X = Jumlah Kuadrat seluruh Skor X
Y = Jumlah Kuadrat seluruh skor Y

Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r
0.00 - 0.199 Sangat Rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0.40 - 0.599 Cukup
0.60 - 0.799 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat Kuat
3. Koefisien
KP = R X 100 %
4. Uji Signifikan Dengan Rumus
r
R hit =

Kaidah
Jika t hit t Tab, Maka Signifikan
Jika t hit t Tab, Maka tidak Signifikan

3.8. Hipotesis Penelitian
Harapan peneliti mengenai pengaruh strategi dan implementasi pemolisian masyarakat (Polmas) terhadap kinerja Bintara pembinaan keamanan ketertiban (Babinkamtibmas) studi kasus di Polres Kota Bogor adalah sebagai berikut :
a. Ho : Strategi tidak berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor
Ha : Strategi berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor
b. Ho : Implementasi Pemolisian Masyarakat (Polmas) tidak berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor
Ha : Implementasi Pemolisian Masyarakat (Polmas) berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor
c. Ho : Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat ( Polmas tidak berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor.
Ha Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat ( Polmas) berpengaruh terhadap kinerja Babinkamtibmas di Polres Kota Bogor.















DAFTAR PUSTAKA


Bambang Tri Cahyono, Manajemen SDM,Jakarta, IPWI, 2001
Biggadike, Manajemen Kinerja (Jakarta, 1979)
D.P Tampubolon, Profesi Manajemen, Jakarta, Erlangga, 2000
Didin Hafihuddin, Pedoman Penulisan Tesis, Program Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor, Tahun 20007
Fredyy Rangkuti, Tehnik Analisis Swot Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006
Intel Dasar Polres Kota Bogor, 2009
Internasional organitatin For Migration (IOM), Pemolisian Masyarakat, Jakarta, 2005
Kantor Kependudukan Catatan Sipil Kota Bogor, tahun 2009.
Kamus bahasa indonesia edisi ke tiga (Jakarta, Pusat Bahasa,2002)
Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai pustaka, 2002)
Lawrence R. Jauch, Manajemen Strategi ( Yogyakarta, Andi, 2008)
M Hadi Kusuma, Manajemen Personalia, Jakarta, Pustaka Binaan, 2006
Kapolres Kota Bogor, Nominatif personil Polres Kota Bogor 2009
Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2008, tentang Strategi Pemolisian Masyarakat Jakarta, 2008.
Prieto and Revilla, Kinerja Non Keuangan(Jakarta, 2006)
SoemarJoto, N, Statistik Manajemen dan Ekonomi, Jakarta, Erlangga, 2004.
Sukmalana Sulaiman, 2007, Manajemen Kinerja, langkah-langkah efektif untuk membangun, mengendalikan dan evaluasi kinerja, PT Intermedia Utama, Jakarta.
Sukmalana Sulaiman, 2008, metode dan tehnik penulisan karya ilmiah dan disertasi PT Intermedia Utama, Jakarta.
Supranto J, Metode Ramalan kuantitatif, Jakarta, Rineka Cipta, 2003
Surat Keputusan Kapolri Skep/431/VII/2006, 2005, tanggal 1 Juli 2006, tentang Pedoman pembinaan fungsi personel Polmas, Jakarta, 2006
Surat keputusan Kapolri Skep/737/X/2005, 2005, tanggal 13 oktober 2005, tentang kebijakan dan strategi penerapan Polmas, Jakarta, 2005
Thomas L. Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategi(Jogyakarta, Andi, 2007)
Tafsir Qur’an Penerbit Toha Putra, (Jakarta, 2007)
William F. Glueck, Manajemen Strategi(Yogyakarta, Andi, 2007)
William Stanton, Manajemen Staregi(Jogyakarta, Andi, 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar